Kamis, 11 Juni 2015

Puisi

dalam setiap waktu aku berfikir
dalam setiap hembusan keinginan yang kurasakan
sesuatu yang selalu aku dambakan
sesuatu yang hadir dalam setiap kerinduan
adalh sosok dirimu wahai penguasa hatiku
aku terdampar dalam lamunan tentang dirimu
dalam semua angan yang tak pernah kau rasa
ingin aku menghampirimu
dan katakan aku mencintaimu
tapi apa daya kau tak sepertiku
aku ingin jadi kekasih mu
dengan semua kekuranganmu
dengan cinta dan ketulusanku
dalam setiap waktu dan kerinduanku
akan selalu aku rasakan hanya untukmu
aku ingin jadi kekasih mu
terima aku walau kau hanya mencoba
terima aku walau sedikit cinta yang kau beri
aku akan berjanji untuk membahagiakanmu
akan membuat kau mencintaiku seutuhnya
karena kau adalah alasan
mengapa kebahagiaanku ada

Puisi

dalam setiap waktu aku berfikir
dalam setiap hembusan keinginan yang kurasakan
sesuatu yang selalu aku dambakan
sesuatu yang hadir dalam setiap kerinduan
adalh sosok dirimu wahai penguasa hatiku
aku terdampar dalam lamunan tentang dirimu
dalam semua angan yang tak pernah kau rasa
ingin aku menghampirimu
dan katakan aku mencintaimu
tapi apa daya kau tak sepertiku
aku ingin jadi kekasih mu
dengan semua kekuranganmu
dengan cinta dan ketulusanku
dalam setiap waktu dan kerinduanku
akan selalu aku rasakan hanya untukmu
aku ingin jadi kekasih mu
terima aku walau kau hanya mencoba
terima aku walau sedikit cinta yang kau beri
aku akan berjanji untuk membahagiakanmu
akan membuat kau mencintaiku seutuhnya
karena kau adalah alasan
mengapa kebahagiaanku ada

Puisi hati

Kau telah mengajarkan jiwaku yang gelap dan
kabut mendekap hatimu.
Hatiku yang bahkan tak tersentuh oleh cahaya
dan tak pernah terpetakan, kau mampu
menujunya.
Matamu, kekasih, selalu meruntuhkan cahaya-
cahaya yang berkilau ke dadaku.
Lirih bisikan kasihmu, bergaung hingga ke dasar
sanubari dan selalu menggetakan sendi-sendiku.
Begitu kudusnya cintamu, hingga mampu
membangkitkan kembali hati yang telah aku
nisankan.
Cinta yang tak mengenal kasta, bahkan antara
menjadi tiada apa-apanya bagi kita.
Namun, penantian kita yang purba telah
menumbuhkan bibit-bibit rindu yang kian
meranum.
Kita merayakan perhelatan rindu dengan ihwal
yang hening, tidak dengan dentuman musik dan
botolan anggur;
melulu airmata, airmata kebahagiaan senantiasa
berlinang menyempurnakan genapnya rindu kita.
Dengan mencintaimu, kutempuh jalan sunyi.
Mendamaikan keterasingan, menunjukkan sepi
ialah keindahan.
Dan ketika cinta segala-galanya menuju ke
engkau, maka rindu sudah tak lagi membutuhkan
kalimat dan tanda baca.